Angius bisporus :The Most
Famous Mushroom
(Ghina Fauziah S (185040107111066) Kelas H)
(Ghina Fauziah S (185040107111066) Kelas H)
Sebelum mengenal jamur yang paling terkenal kita kenalan dulu nih sama jamur. Jamur atau tanaman yang tidak
memiliki klorofil sehingga tidak bisa menghasilkan makanan sendiri. Saat ini, jamur telah berkembang menjadi makanan yang sangat
populer sebaga sayuran. Terdapat 2 kategori jenis jamur yaitu jamur edible dan
non-edible. Jamur edible yang dapat dikonsumsi. Contoh jamur edible antara lain
jamur tiram putih, jamur kancing dan jamur merang. Jamur non-edible atau inedible adalah
jamur yang tidak bisa dikonsumsi atau beracun.
Budidaya jamur tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas, sehinnga sangat patut dikembangkan sebagai peluang usaha. Jamur yang paling banyak dikonsumsi adalah jamur kancing. Jamur kancing bisa dikembangkan menjadi berbagai olahan yang diminati masyarakat. (Maulana, 2012). Peluang pasar yang ditawarkan untuk produk jamur saat ini cukup tinggi, karena kebutuhan pasar lokal sekitar 35% dan pasar luar negeri 65%. Di dunia produksi jamur kancing (Champignon) menempati peringkat pertama, yaitu sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Berhubung jamur kancing paling populer untuk diproduksi mari kia lihat lebih lengkap mengenai jamur ini.
Budidaya jamur tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas, sehinnga sangat patut dikembangkan sebagai peluang usaha. Jamur yang paling banyak dikonsumsi adalah jamur kancing. Jamur kancing bisa dikembangkan menjadi berbagai olahan yang diminati masyarakat. (Maulana, 2012). Peluang pasar yang ditawarkan untuk produk jamur saat ini cukup tinggi, karena kebutuhan pasar lokal sekitar 35% dan pasar luar negeri 65%. Di dunia produksi jamur kancing (Champignon) menempati peringkat pertama, yaitu sekitar 38% dari total produksi jamur dunia. Berhubung jamur kancing paling populer untuk diproduksi mari kia lihat lebih lengkap mengenai jamur ini.
Jamur Kancing (Angius bisporus)
A. Pengenalan Jamur Kancing
Jamur
kancing (Agaricus brasiliensis) awalnya digunakan secara tradisional sebagai makanan untuk kesehatan di Brazil (Gan et al.,
2013). Agaricus
bisporous biasa disebut jamur kancing, merupakan jamur dari kelas
Basidiomycetes yang dapat dimakan dan tumbuh secara alami di Eropa dan Amerika
Utara. Jamur ini memiliki kalori yang rendah, dengan kandungan purine,
karbohidrat dan sodium sama tingginya dengan kandungan beberapa vitamin,
potassium, fosfor dan beberapa elemen dasar (Savoie et al., 2008). Kalori yang
dimiliki 5 buah jamur kancing ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Kandungan dalam jamur kancing adalah (Valverde, 2015):
Nilai Nutrisi
Per 100 gram
|
|||
Karbohidrat
|
3,26 g
|
Folate
(Vit B9)
|
17 ug
|
Sugars
|
1,98 g
|
Vitamin
B12
|
0,04 ug
|
Dietary
Fiber
|
1 g
|
Vitamin
C
|
2,1 mg
|
Fat
|
0,34 g
|
Vitamin
D
|
0,2 mg
|
Protein
|
3 g
|
Iron
|
0,5 mg
|
Air
|
92,45
|
Magnesium
|
9 mg
|
Thiamin
(Vit B1)
|
0,08 mg
|
Phosfor
|
86 mg
|
Riboflavin
|
0,402
mg
|
Potasium
|
318 mg
|
Niacin
|
3,607
mg
|
Sodium
|
3 mg
|
Vitamin
B6
|
0,104
mg
|
Zinc
|
0,52
|
B. Media Tanam Jamur Kancing
Media tanam untuk membudidayakan jamur kancing menurut Aufa (2014) terdiri dari komposisi yang berasal dari campuran jerami padi (100%), kapur pertanian (2,5%), bekatul (3%), dengan penambahan urea (0,9%), ZA (1%), dan TSP (1,2%).
Campuran
media tanam jamur kancing memiliki manfaat tersendiri. Penggunaan jerami padi dapat digantikan karena jamur kancing bisa ditumbuhkan pada serbuk gergaji, atau bahan lain yang
mengandung selulosa dengan nilai C/N > 50 (Shifriyah, 2012). Kapur pertanian
juga diperlukan karena berfungsi sebagai pengatur pH (keasaman) media tanam dan
sebagai sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Penggunaan bekatul atau dedak (sisa penggilingan padi) pada media tanam sebagai nutrisi dan sumber karbohidrat, karbon dan nitrogen untuk jamur. Menurut Soenanto (2000) bekatul juga berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur dan tubuh buah karena kaya akan vitamin B kompleks.
C.
Lingkungan Tumbuh Jamur Kancing
Suhu lingkungan untuk pertumbuhan optimal jamur
kancing berkisar 17°C - 20°C (Aufa, 2010). Kawasan di Indonesia yang banyak budidaya jamur kancing berada di dataran Tinggi Dieng, Purwokerto, Probolinggo dan
Pangalengan Bandung. Kelembapan yang
optimal antara 80-90% dan kebutuhan air yang cukup pada media tanamnya sebesar
62-65%. Pada fase pembentukan miselium tersebut akan lebih baik pertumbuhannya
jika kadar oksigen tidak terlalu tinggi, sedangkan ketika memasuki pembentukan
tubuh buah, jamur kancing memerlukan suhu 17-18°C, kelembapan udara 80-85%, dan
kadar oksigen yang tinggi.
Aspek lainnya yang harus diperhatikan adalah pH, kondisi
keasaman ini berpengaruh terhadap ketersediaan beberapa unsur yang diperlukan
untuk pertumbuhan jamur. Karena pada pH rendah tersedia unsur magnesium, besi, kalsium dan seng, sedangkan pada pH tinggi unsur tersebut tidak tersedia. Pertumbuhan jamur akan terganggu dan tidak maksimal apabila pH terlalu tinggi atau terlalu rendah (Yanuati, 2007)
D.
Pembibitan Jamur Kancing
E.
Teknik Budidaya Jamur Kancing
Sebelum melihat teknik budidaya jamur dan melakukannya
kita harus mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan yang
digunakan dalam budidaya jamur kancing (Putry, 2011) :
Bahan
|
|||
1
|
Bibit
Jamur (F3)
|
7
|
Air
Kelapa
|
2
|
Jerami
|
8
|
Kotoran
kuda/kotoran ayam
|
3
|
Betakul
|
9
|
TSP
|
4
|
Kapur
pertanian
|
10
|
Tanah
|
5
|
ZA
|
11
|
Sodium
metabiosulfit
|
6
|
Urea
|
12
|
Natrium
klorida
|
Alat
|
|||
1
|
Ember
|
8
|
Rak
|
2
|
Alas
mencampur
|
9
|
Terpal
|
3
|
Alat
pencampur
|
10
|
Botol
|
4
|
Gunting
|
11
|
AC/Kipas
Angin
|
5
|
Timbangan
|
12
|
Kaleng
|
6
|
Alat
pembangkit uap air
|
13
|
Kotak
plastik/kardus
|
7
|
Drum sterilisasi
|
14
|
Alat
sterilisasi
|
Setelah
menyiapkan alat dan bahan kita dapat langsung menerapkan teknik budidaya jamur
kancing (Aufa, 2010)
1
|
Setelah menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Media tanam yang digunakan untuk budidaya jamur kancing berasal dari campuran jerami padi (100%), kapur pertanian (2,5%), bekatul (3%), dan ditambahkan urea (0,9%), ZA (1%), dan TSP (1,2%).
|
2
|
Tahapan
kedua yaitu proses pengomposan. Pertama potong jerami padi dengan ukuran 10 - 15 cm kemudian cuci bersih, lalu tiriskan sampai kelembapannya 65%. Tumpuk jerami dengan menambahkan media lain berupa betakul dan kapur diatasnya, susun secara selang seling antara jerami padi dengan campuran betakul dan kapur. Diamkan semalaman kemudian lakukan pembalikan agar tercampur merata dan tambahkan urea, apabila kurang lembab bisa ditambahkan air. Hari ke enam tambahkan ZA ke media tanam dan jangan lupa untuk diaduk. Hari ke sepuluh tambahkan TSP aduk sampai merata dan diamkan selama 12 - 17 hari. Saat sudah berwarna gelap, tidak berbau, struktur halus/reman dan berada pada pH netral menunjukkan proses pengomposan yang sempurna
|
3
|
Tahapan
sterilisasi media tanam. Diawali dengan meletakkan media tanam hasil pengomposan di atas rak-rak tanam yang akan digunakan di kumbung jamur dengan ketebalan media tanam 15 - 20 cm. Kemudian sterilkan dengan mengaliri uap panas dari perebusan air di pembangkit uap hingga suhu ruang berubah menjadi 60°C - 65°C, diamkan disuhu tersebut selama 12 jam. Saat suhu sudah mencapai 65°C - 75°C atur agar suhu kembali turun menjadi 40°C - 45°C selama 70 jam
|
4
|
Tahapan
penanaman bibit jamur/Inokulasi. Tunggu sampai suhu ruangan turun menjadi 32°C kemudian baru bibit jamur kancing dapat ditanam. Sepuluh sampai empat belas botol bibit jamur dengan isi sebesar 220 cc memerlukan rak berukuran 3 m x 1 m. Suhu ruang yang ideal pada tahap ini berkisar 28,8°C - 30°C (pada kawasan dataran tinggi) dan suhu 24,4°C-26,6°C (pada kawasan dataran rendah) dengan kelembapan mencapai 90% - 100% bibit jamur kancing akan menunjukkan pertumbuhan miselium pada usia 12 - 14 hari. Sirkulasi udara
di dalam kumbung harus merata. Menjaga sirkulasi udara tetap merata pada ruang tertutup dapat menggunakan kipas angin atau bahkan AC
|
5
|
Tahap casing
atau pelapisan tanah setebal 3-5 cm di atas media tanam yang telah ditumbuhi
miselium. Tanah yang digunakan sebelumnya disterilkan dengan uap panas pada suhu 70°C selama 2 -4 jam dan sudah ditambahkan 2 liter formalin sebanyak 40% per m3 tanah. Dengan ketentuan, tanah berpori yang berwarna cokelat dengan pH berkisar 6,2 - 8 serta terbebas dari hama ataupun penyakit. Tahap ini dilakukan dengan tujuan menopang jamur berdiri tegak. Selain itu beberapa
manfaat lainnya yaitu :
a.
Merangsang pertumbuhan tubuh buah dengan membuat kondisi ruangan lembab.
b.
Membuat kompos tidak mudah kering karena menahan air.
c.
Mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit.
|
6
|
Tahap selanjutnya dilakukan saat tubuh buah mulai muncul yaitu setelah
9 - 14 hari setelah masa casing dilakukan. Saat sudah seperti ini buka ventilasi kumbung jamur atau bantuan penyiraman atau pendingin AC bisa juga dengan menyimpan balok es didalam ruangan untuk mempercepat perubahan fisiologis dari pertumbuhan miselim ke pembentukan tubuh buah jamur kancing. Karena suhu ruangan optimal untuk tahap pembentukan buah berkisar 16°C - 20°C. (biasanya
tiga hari kemudian jamur sudah bisa dipanen).
|
F. Panen dan Pasca Panen Jamur Kancing
Pemanenan jamur kancing sendiri dilakukan beberapa hari setelah pengondisian dengan suhu rendah, bakal tubuh buah jamur akan mulai tumbuh. Kemunculan bakal tubuh buah jamur menunjukkan bahwa 10-15 hari setelahnya dapat siap panen. Pemanenan dilakukan pada saat jamur dalam stadium kancing, dengan memotong batang jamur agar tanah dan pinhead tidak ikut tercabut dapat menerapkan cara memutar dan menekan jamur saat memotong dengan pisau.
Setelah dipanen jamur kancing dapat dibersikan kemudian dikemas. Pengemasan
jamur kancing dapat dilakukan dengan pengemasan pouch dan pengalengan. Penanganan
pasca panen yang terbaik untuk mengawetkan jamur kancing adalah dengan
pengalengan. Cara pengawetan dengan pengalengan sebagai berikut :
1
|
Sortasi jamur kemudian bersihkan, potong tangkai dan dicuci.
|
2
|
Jamu
yang telah dicuci direndam dalam sodium metabisulfit (Na2S2O5) 0,1% dan kalsium
klorida (CaCl2) 2%. Kedua bahan kimia ini digunakan sebagai pengawet.
|
3
|
Jamur
kemudian di-blanching dengan tujuan menghentikan aktivitas enzim. Dengan cara memasukkan jamur dalam air mendidih selama 5 - 10 menit kemudian turunkan suhu sampai temperature ruangan.
|
4
|
Selanjutnya masukkan jamur dalam kaleng dengan penambahan NaCl 2% dan sodium metabisulfit (Na2S2o5) 0,1%.
|
5
|
Kaleng
kemudian ditutup dan disterilisasi selama 35 menit pada suhu 1000°C. Sterilisasi
dilakukan dengan alat sterilisasi atau dapat dilakukan dengan cara mengukusnya.
Tahap terakhir adalah kaleng didinginkan
|
Untuk memperpanjang waktu penyimpanan jamur kancing segar dapat melakukan cara dibaawah ini nih
Jamur kancing dipasarkan dalam bentuk segar dan kaleng. Champignon dijual dengan harga berkisar Rp 17.000 per kilogram dalam kondisi segar. Sedangkan, untuk jamur yang sudah diawetkan dalam kaleng atau plastik (pouch) dihargai Rp 120.000 per kilogram. Pemasaran jamur kancing saat ini sekitar 80% ke seluruh wilayah Indonesia dan 20% diekspor ke Belanda, Jepang, USA, Singapura dan Yunani (Putry, 2011)
Jamur kancing dipasarkan dalam bentuk segar dan kaleng. Champignon dijual dengan harga berkisar Rp 17.000 per kilogram dalam kondisi segar. Sedangkan, untuk jamur yang sudah diawetkan dalam kaleng atau plastik (pouch) dihargai Rp 120.000 per kilogram. Pemasaran jamur kancing saat ini sekitar 80% ke seluruh wilayah Indonesia dan 20% diekspor ke Belanda, Jepang, USA, Singapura dan Yunani (Putry, 2011)
Kalau kalian masih bingung gimana cara budidaya jamur kancing bisa simak video diatas ini yaa!
Referensi :
Maulana, Erie. 2012. Panen Jamur Kancing
tiap Musim. Yogyakarta: Lily Publisher
Djariah, M. N & A.S. Djariah. 2001. Budidaya
Jamur: Pembibitan, Pemeliharaan,dan Pengendalian Hama Penyakit. Yogyakarta:
Kanisius.
Parjimo & Andoko. 2007. Budidaya
Jamur (Jamur Kancing, Jamur Tiram, dan Jamur Merang). Jakarta: Agromedia.
Tim
Redaksi Agro Media Pustaka. 2005. Budidaya
Jamur Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sunarmi,
Y.I dan C. Saparinto. 2010. Usaha 6 Jenis
Jamur Skala Rumah Tangga. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yanuati,
I. N. T. 2007. Kajian perbedaan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil jamur tiram putih (Pleurotus florida). Skripsi. Universitas Brawijaya.
Malang.
Putry, F. 2011. Budidaya Jamur Kancing/Champignon
(Agaricus bisporus).
Valverde ME, Hernández-Pérez T, Paredes-López O. 2015.
Edible Mushrooms: Improving Human Health and Promoting Quality Life. J. Microbiology,
Article ID 376387, 14 pages.dx.doi.org/10.1155/2015/376387
Terimakasih sebelumnya saudari Ghina, sebelumnya saya ingin bertanya terkait media penanaman berdasarkan tulisan Anda tersebut. Media tanam yang dijelaskan diatas apakah dapat digunakan lagi atau hanya dapat sekali panen saja?
BalasHapusHai abas, terimakasih sudah berkunjung
HapusUntuk media tanam dari jamur kancing sendiri hanya bisa digunakan sekali saja karena kandungan nutrisinya sudah habis dimanfaatkan untuk pertumbuhan jamur, namun untuk seperti botol media tanam nya bisa digunakan berulang ya
Semoga bermanfaat yaa! Selamat mencoba budidaya jamur kancing ya
WOWWW GHINA WOWW
BalasHapuskeren banget ghina, oiya ini jamurnya aman semua buat di konsumsi gakkk?
BalasHapusHai kamu, terimakasih sudah berkunjung!
HapusTidak semua jamur aman dikonsumsi ya, namun untuk jamur kancing termasuk jamur yang aman dikonsumsi atau jamar edible. Kalau jamur yang tidak aman dikonsumsi disebut non edible. Contoh dari jamur yang lain bisa dicek lagi nih di foto awal postingan saya. Jangan sampai salah konsumsi jamur ya! karena sangat berbahaya dan ada yang beracun juga
Semoga bermanfaat ya penjelasan dan jawabannya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing ya
Wahh keren banget informasinya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagus bgt infonya tapi kira2 berapa ya umur simpan jamur tanpa diberlakukan pengolahan pasca panen?
BalasHapusHai nicola, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk umur simpan jamur kancing tanpa dilakukan penanganan pasca panen dan hanya disimpan pada wadah tertutup kedap udara hanya bisa bertahan 2 sampai 3 hari, jadi jamur kancing segar kamu jangan lupa diolah ya biar tidak rusak!
Semoga bermanfaat ya penjelasan dan jawabannya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing ya
terimakasih kak infonya sangat bermanfaat, oiya apakah ada hal yang menyebabkan kegagalan dalam budidaya jamur tiram?
BalasHapusHai sherin, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk faktor kegagalan dalam budidaya jamur dapat disebabkan beberapa hal yaitu komposisi media tanam, kontaminasi dengan mikroorganisme lain juga bisa menghambat pertumbuhan hifa jamur. Kalau mengikuti langkah yang saya informasikan kegagalan budidaya jamur dapat dihindari kok. Jadi jangan takut mencoba
Semoga bermanfaat ya penjelasan dan jawabannya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing ya
Wah keren ni kak infonyaa, eh bagaimana si cara membedakan jamur yang dapat dimakan atau enggaa?
BalasHapusHai edo, terimakasih sudah berkunjung!
HapusYang pastinya ada dong, aku kasih info ciri jamur beracun yaa
-Warna mencolok (merah-darah, hitam-legam, biru-tua)
-Menghasilkan bau yang menusuk hidung (berasal dari senyawa sulfida dan senyawa cianida)
-Mempunyai cincin (ring/annulus) pada tangkai (stalk)
-Mempunyai volvo (cup) pada dasar tangkai
-Mempunyai sisik (scale) pada tudung
-Tumbuh pada tempat kotor
-Membuat pisau berkarat
-Cepat berubah warna, jika dimasak atau dipanaskan
-Mengubah warna nasi
Jangan sampe lupa ya ciri jamur beracun agar tidak salah mengonsumsi jamur
Semoga bermanfaat ya penjelasan dan jawabannya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Cukup mahal ya kak harganya, kira-kira ada ga sih kak rekayasa buat jamur ini bisa ditanam bukan di suhu rendah?
BalasHapusHai yuhyil, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk bibit jamur kancing sendiri kebanyakan bisa tumbuh disuhu rendah, tapi jangan risau nih meskipun belum ada rekayasanya kamu tetep bisa melakukan budidaya jamur kancing dengan menambahkan kipas angin atau pun AC. Jangan menyerah yaa!
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Sebelumnya isi blog ini sangat informatif sekali dan penjelasan yang di paparkan sudah jelas. Saya izin bertanya mengapa ada jamur kancing lebih diminati di pasaran sedangkan bentuknya sama seperti jamur merang?
BalasHapusHai Kurnia, terimakasih telah berkunjung!
HapusBentuk boleh sama, namun rasa dan manfaat nya berbeda sehingga jamur kancing lebih populer karena tekstur dan rasanya yang khas
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Informasinya sangat jelas dan menarik sekali!
BalasHapusWaaaa makasihh infonya Ghina, keren bgt!! Tapi jamur ini bisa di budidaya sama siapa aja kan ya??
BalasHapusHai Mila, terimakasih sudah berkunjung!
HapusTentunya siapa saja bisa budidaya jamur kancing dong, apalagi dengan prospeknya yang menjajikan jadi tidak ada alesan lagi nih untuk tidak membudidayakan jamur kancing.
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWaw terimakasih atas informasinya kak
BalasHapusTerima kasih atas infonya. Oiya untuk komposisi media tanam yang digunakan apakah bisa saya ubah kak ?
BalasHapusHai kamu, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk komposisinya sebenarnya bisa diubah namun berdasarkan penelitian sebelumnya komposisi ini yang menghasilkan jamur kancing yang paling maksimal dan optimal
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
izin bertanya, apa manfaat mengkonsumsi jamur kancing bagi kesehatan?
BalasHapusHai kamu, terimakasih sudah berkunjung!
HapusEkstraksi dari jamur kancing dapat bermanfaat menurunkan efektivitas dari sel kanker dan juga bisa mengurangi ukuran tumor, selain itu juga dapat menyehatkan jantung
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Saya mau nanya kira-kira apasih hambatan dari budidaya jamur kancing ini? Dan bagaimana cara mengatasinya?
BalasHapusHai Dian, terimakasih sudah berkunjung!
HapusHambatan dari budidaya jamur kancing dapat disebabkan beberapa hal yaitu komposisi media tanam, kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Cara mengatasi nya dengan menggunakan komposisi media yang digunakan, menjaga sterilisasi media tanam jamur dan jangan lupa memperhatikan faktor lingkungan tempat budidaya jamur
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
sebelumnya saya ingin mengapresiasi penulis karena tulisannya yang sangat edukatif dan informatif, saya ingin bertanya apakah dalam mengonsumsi jamur kancing ini memiliki batasan dalam kurun waktu sehari misalnya? Terima kasih
BalasHapusHai Nanda, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk konsumsi jamur kancing tidak ada batasannya, namun kalau berlebihan tentunya tidak begitu baik juga untuk tubuh
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Wah mantaps sekali infonya, oh iya saya ingin bertanya apakah jamur kancing ini dapat dimanfaatkan selain sebagi konsumsi pangan?
BalasHapusHai Vaiq, terimakasih sudah berkunjung!
HapusJamur kancing selain sebagai konsumsi pangan juga sudah digunakan sebagai obat herbal terutama di negara China karena dapat melawan sel kanker dan menyehatkan jantung
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Waah informasi nya sangat mearik dan menambah pengetahuan, terimakasih kak ghina... Kalo saya boleh tau kak, jamur kancing saat dipanen dapat mencapai ukuran berapa yaaaa???
BalasHapusukuran jamur kancing saat dipanen sekita 2 - 6 cm ya
Hapusterimakasih Ghina atas informasi nya sangat bermanfaat. saya ingin bertanya apabila saya hanya menemukan jamur kancing segar di pasar, apakah ada cara sederhana untuk memperpanjang umur simpannya? terimakasih..
BalasHapusCara sederhananya dapat dicuci bersih kemudian diiris selanjutnya dimasukkan kedalam sedikit air yang sudah diberi garam, kemudian didihkan lalu tiriskan. Atau untuk cara lain dapat dilihat video diatas ya
HapusWahh terimakasih infonya ghina, apakah ghina ada ke inginnan membudidayakan jamur kancing ini.? karena setelah saya membaca artikel ini, jamur kancing ini saya simpulkan memiliki prospek bisnis yang cukup menggiurkan hehe.. - Gede
BalasHapusKeinginan tentunya ada, nanti saat sudah memiliki kemampuan yang lebih pasti sangan menarik untuk dicoba
Hapusinfonya menarik sekali!! kira2 apasih kelebihan jamur kancing dibanding dengan jenis jamur lain?
BalasHapusJamur kancing memiliki prospek bisnis yang lebih menjanjikan selain dari manfaat bagi kesehatan dan sebagai makanan diet
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBagus banget infonya ghina, kira-kira ada info untuk memilih bibit jamur kancing yang berkuliatas ngga yaa?
BalasHapusSalah satu ciri bibit jamur kancing yang berkualitas yaitu warnanya yang putih bersih
Hapusmakasih infonya ghinaa. oiya mau nanya, apa jumlah O2 pada lingkungan budidaya janur kancing juga memiliki pengaruh??
BalasHapusHai Andin, terimakasih sudah berkunjung!
HapusLingkungan budidaya jamur kancing yang kurang unsur O2 akan mengakibatkan pertumbuhan tubuh buah kecil, abnormal dan mudah layu yang akhirnya menimbulkan kematian. Jadi jangan lupa perhatikan lingkungan jamur ya!
hai ginn!! mau nanya dong, gimana sih prospek usaha budidaya jamur kancing dibandingkan dengan jamur yang lain?
BalasHapusHai Iva, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk prospek jamur kancing sendiri sangat menjanjikan dibandingkan yang lain karena peluang pasar dan kebutuhan dari jamur kancing yang besar
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
waah keren!! tapi apa yang terjadi jika saat proses sortasi tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet, apa daya simpan jamur akan mudah rusak?
BalasHapusHai Salsa, terimakasih sudah berkunjung!
HapusIya, betul sekali. Umur simpan jamur kancing yang tidak diawetkan atau diolah hanya 2 sampai 3 hari jadi agar lebih panjang umur simpannya dilakukan pengolahan dan penamabahan bahan kimia
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Ghin mau nanya, ada gk si bahan makanan yg gk boleh di olah bersamaan sama jamur edible?
BalasHapusDari literasi yang saya baca belum menemukan contoh makanan yang tidak dapat dikonsumsi bersamaan dengan jamur edible, namun untuk jamur edible sendiri dapat diperhatikan umur simpannya karena apablia sudah lewat dari umur simpan dapat berbahaya
HapusWOW bagus bangeett, apalagi ada video unyil jadi lebih asik juga dijelaskan secara visualnya, nice mba ghinaa
BalasHapusIzin bertanya, kisaran ukuran jamur kancing saat panen brp cm ya?
BalasHapusHai kamu, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk ukuran jamur kancing saat dipanen sekitar 2cm - 6cm
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Kelebihan dari jamur kancing dibandingkan jamur yang lain apa ya?
BalasHapusHai kamu, terimakasih sudah berkunjung!
HapusJamur kancing memiliki kelebihsan karana kaya akan serat, cocok untuk diet, prospek bisnis menjanjika dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
keren banget blognya, informatif sekali. untuk jamur sendiri pada sekala rumah tangga biasanya diolah menjadi apa saja?
BalasHapusHai Indra, terimakasih sudah berkunjung!
HapusUntuk olahan jamur kancing biasanya digunakan sebagai toping pizza, untuk pengemasannya biasanya menggunakan pouch agar lebih awet namun tidak menyulitkan
Semoga bermanfaat ya! Selamat mencoba budidaya jamur kancing!
Materi yang disampaikan sudah bagus. Tapi saya ingin bertanya nihh. Di media tanam jamur salah satu komposisinya ada TSP. Nampemberian TSP itu apakah berdampak pada budidaya jamur kancing? Kalau iya tolong apa saja dampaknya ya?
BalasHapusHai Ainaya, terimakasih sudah berkunjung
HapusJadi TSP (Triple Super Phosphate) merupakan jenis pupuk yang digunakan pada media tanam jamur kancing. Kegunaan dan dampak dari TSP sendiri sebagai penyedia nutrisi berupa fosfor. Nah untuk dampaknya adalah mempercepat pertumbuhan miselium jamur yang mana dapat mempercepat pertmbuhan pinhead. Apabila tidak menggunakan TSP maka jamur kancing yang dibudidayakan akan kekurangan unsur fosfor maka pertumbuhannya akan terhambat dan kerdil